Macam - Macam Sambungan Kayu yang Banyak Digunakan Pada Bangunan - Arsitektur Seru

Arsitektur Seru

Blog yang berisi tentang Ilmu Arsitektur, Desain, dan Teknik

Macam - Macam Sambungan Kayu yang Banyak Digunakan Pada Bangunan

PENGERTIAN HUBUNGAN KAYU
Tau kan kalau panjang kayu yang ada di pasaran itu ukurannya terbatas banget, sedangkan dalam suatu kontruksi biasanya membutuhkan kayu yang sangat panjang. Biasanya panjang kayu yang ada di pasaran hanya sekitar 4 meter loh. Nah untuk mengatasi keterbatasan ukuran panjang kayu dibutuhkan adanya yang namanya “sambungan”.

Nah, sambungan itu apa sih? Oke jadi, sambungan kayu adalah dua batang kayu/lebih yang saling disambungkan satu sama lain, sehingga menjadi 1 batang kayu yang sangat panjang. Untuk panjang kayunya setelah disambungkan itu tergantung kebutuhan sih, intinya kalau panjang kayunya yang dibutuhkan itu lebih dari 4 meter, ya harus disambung. Oke sampai sini paham? Lanjut ya.

Keterangan:
Sambungan kayu mendatar dengan gaya tarik atau tekan mendatar yang berada pada satu bidang atau bidang 2 dimensi , contohnya digunakan untuk menyambung balok tembok, balok gording, balok bubungan.

Keterangan:
Sambungan kayu tegak dan gaya tekan sejajar serat pada 1 bidang / bidang 2 dimensi digunakan untuk menyambung tiang-tiang penyangga.


HUBUNGAN KAYU

Nah setelah tadi bahas tentang sambungan, sekarang lanjut bahas tentang hubungan kayu. Hubungan kayu? Apasih bedanya sama sambungan? Hmm
Jadi, hubungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang saling dihubungkan menjadi satu benda atau satu bagian kontruksi dalam satu bidang maupun dalam satu ruang berdimensi tiga. Jadi beda banget dong sama sambungan yang cuma disambung – sambung aja. Oke ngerti? Lanjut ya ke contoh – contohnya.

Contoh hubungan kontruksi kayu:
Hubungan pada sambungan-sambungan pada kuda-kuda (joint), hubungan pintu, jendela.

Syarat-syarat hubungan kayu:

Nah untuk membuat suatu hubungan balok kayu yang kokoh nggak bisa sembarangan ya, harus memenuhi syarat-syarat yang udah ditetapkan loh, syarat – syaratnya sebagai berikut:
  •       Diusahakan hubungan dibuat sesederhana mungkin tetapi kokoh, maksudnya agar dengan mudah dapat dikerjakan, mudah dipasang.
  •         Hindari menggunakan kayu yang benar-benar cacat.
  •         Perhatikan sifat-sifat kayu terutama terhadap penyusutan, pengembangan, maupun penarikan
  •         Hindari menarik (melubangi) kayu terlalu dalam, karena dapat melemahkan hubungan kayu itu sendiri
  •         Bentuk sambungan dan hubungan harus tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja padanya
  • ·        Perhatikan rencana penempatan sambungan, apakah akan ditumpu secara merata atau di tempat-tempat tertentu, karena akan mempengaruhi posisi/kedudukan balok itu sendiri, dalam keadaan rebah/berdiri.
  • ·      Sebelum hubungan dari kedua kayu saling disatukan, lebih baik di las dahulu dengan cat dasar (lood menie) supaya hubungan tahan lembab dan awet


Nah, hubungan kayu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok nih:
  1. Sambungan memanjang, digunakan untuk menyambung balok tembok gording, dsb.
  2. Hubungan yang arah serabutnya berlainan, digunakan untuk hubungan-hubungan pintu, jendela, kuda-kuda, dll
  3. Sambungan melebar (sambungan papan), digunakan untuk menyambung bibir lantai, dinding, atau atap

Oke sampai disitu pembahasan tentang hubungan kayu. Kita lanjut ke macam – macam hubungan kayu ya. Stay here, we continue!


MACAM MACAM SAMBUNGAN KAYU YANG BANYAK DIGUNAKAN PADA BANGUNAN



Jadi, yang pertama ada sambungan kayu memanjang,
Kedua ada sambungan memanjang tegak lurus
And the last, ada sambungan kayu melebar
Berikut penjelasan dan contoh gambarnya satu – satu ya, check this out!

SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG

  • Sambungan bibir lurus dada tegak















Sambungan ini digunakan bila sepanjang balok-balok dipikul secara merata, tidak menerima gaya tarik, contohnya itu kaya balok tembok.


  • Sambungan bibir lurus dada miring


Digunakan jika balok menerima gaya ungkit ke atas. Contohnya pada ujung balok tembok
Nah panjang bibirnya 2 – 2 ½ T
Kedua dada dibuat miring sebesar 1/8 – 1/6 T

  •      Sambungan bibir lurus mulut ikan

Digunakan bila ada gaya samping dan tidak menerima gaya tarik yang besar. Serong mulut ikan dibuat sepanjang 1/8 – 1/6 T, panjang bibir 2 – 2 ½ T

  •      Sambungan bibir lurus berkait

Digunakan bila suatu balok akan menerima gaya tarik yang arahnya saling berlawanan dengan gaya tarik ini diterima oleh bidang yang tegak.
Besarnya gaya tarik:    P = b x ½ t x µ tarik (tegangan tarik)
Besarnya gaya gesek: S = b x 1 ¼ t x µ gesek (tegangan gesek)

Keterangan:
b          = balok lebar mendatar
µ tarik  = tegangan tarik
µ geser            = tegangan geser

nah untuk menguji pemahaman kalian, ada contoh soal yang bisa dicoba nih. Supaya nambah pengetahuan kalian juga. inget, practice make perfect! Selamat berlatih.

contoh soal :
diketahui: balok kayu dengan ukuran 8 x 12 menggunakan sambungan bibir lurus berkait, diberi gaya tarik P. Jika diketahui tegangan tarik izin sebesar 10 kg/cm2 dan tegangan geser izin sebesar 5 kg/cm2. Hitung besarnya gaya tarik dan gaya geser yang dapat dipikul oleh balok tersebut!


Gimana? Udah ngerti atau masih bingung nih? Sok lah cocokin jawaban kalian. Alhamdulillah kalau udah bener jawabannya. Kalo masih salah ya gapapa lah namanya masih belajar. Keep spirit!

Jawaban:
Besarnya gaya tarik yang dapat dipikul balok:
P= b x 1/5 t x µ tarik = 12 x 1/5 (8) x 10 = 192 kg
Besarnya gaya geser yang dapat dipikul balok:
S= b x 1 ½ t x µ geser = 12 x 1 ½(8) x 5 = 720 kg

  •         Sambungan bibir miring tanpa kait (dada tegak)

Sambungan ini digunakan apabila balok berada di atas dua tumpuan atau lebih seperti balok gording yang ditumpu atau ditahan oleh balok kaki kuda-kuda

  •        Sambungan bibir miring dengan kait (dada tegak)

Sambungan ini digunakan untuk balok yang akan menerima gaya lentur (momen) maupun gaya tarik, contohnya balok gording ditinjau dari ilmu gaya (mekanika) diusahakan sambungan ini berada pada peralihan momen positif  ke momen negatif yang besarnya = 0.
Letak bibir pemikul harus di dekat kaki kuda-kuda

  •  .      Sambungan bibir miring tanpa kait (dada serong)

Sambungan ini dapat digunakan untuk menahan gaya lentur dan gaya ungkit yang arahnya ke atas dan diharapkan pada sambungan ini tidak menerima gaya tarik pada kedua ujung balok ditakik dada miring sedalam 1/8 – 1/6 t dan panjang bibir pada arah datar 2 – 2 ½ t.

  •   .   Sambungan memanjang kunci sesisi (kunci di atas)












Sambungan ini digunakan untuk kontruksi kuda-kuda, yaitu untuk menyambung balok kaki kuda-kuda maupun balok tarik. Agar tidak mengganggu pemasangan langit-langit (plafon), maka balok pengunci diletakkan di atas balok tariknya. Untuk menjepit balok pengunci dan balok tarik yang disambung, biasanya ditembus dengan 4 buah baut mur dengan diameter 14 – 16 mm.

Adapun daya tahan penampang terhadap gaya-gaya luar sebagai berikut:
Daya tahan tarik          = (t-a) x b x tegangan tarik
Daya tahan tekan        = a x b x tegangan tekan
Daya tahan geser        = c x b x tegangan geser

Keterangan:
a          = 1/8 – 1/6 t
c          = ¼ x panjang balok kunci
b          = lebar balok
t           = tinggi balok


  •  .      Sambungan memanjang kunci sesisi (kunci di bawah)

Sambungan memanjang kunci dengan balok pengunci berada di bawah, biasanya dipakai untuk menyambung balok tarik yang ditumpu oleh tiang kayu.
Untuk menahan goyah dikedua ujung balok dibuat hubungan alur dan lidah. Sedangkan hubungan antara tiang penyangga dengan balok kunci dibuat hubungan pen dan lobang , kedalaman maksimum lobang ½ t. Balok yang disambung dijepit oleh baut mur diameter 14 – 16 mm. Ukuran panjang lidah 4 – 5 cm, lebar lidah 1/3 tebal kayu.


Nah, untuk penjelasan tentang sambungan memanjang tegak lurus dan sambungan kayu melebar, tunggu artikel berikutnya ya. jangan lupa berlangganan via email ya supaya nggak ketinggalan update nya loh. See ya. Jangan lupa komen dan share.