Hallo. Masih semangat belajar kan? Materi yang akan kita pelajari kali ini adalah tentang JALAN RAYA. Hehe menarik kan? Yuk langsung dibaca semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kita ya.
Jalan raya ialah jalur – jalur tanah di atas permukaan bumi yang sengaja dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran, dan konstruksinya yang sedemikian, sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas kendaraan tak bermotor dan bermotor dari satu tempat ke tempat yang lainnya dengan cepat dan lancer.
Definisi – definisi jalan:
Jenis – jenis jalan yang ada hubungannya dengan jenis lalu lintas itu ada 3, yaitu:
1. Jalan air
2. Jalan darat
3. Jalan udara
1. Jalan darat
Adalah jalan yang digunakan untuk menyalurkan lalu lintas, orang, kendaraan bermotor, kendaraan tak bermotor. Jalan darat itu terdapat mulai dari bentuk yang sederhana sampai dalam bentuk modern yang dinamakan jalan raya. Jalan raya itu bisa kita jumpai dari mulai kota kota kecil sampai ke kota – kota besar, dan pusat – pusat perekonomian, pabrik – pabrik produksi, pelabuhan laut, pelabuhan udara (bandara), pusat – pusat pertambangan, dan lainnya.
2. Jalan air
lalu lintas air diselenggarakan melalui jalan air seperti jalur sungai, danau, selat, dan lautan yang dilakukan dengan kendaraan air. Di alur sungai yangbesar dan dalam dapat digunakan kapal motor, kapal api. Dan jalur selat dan lautan dapat digunakan kapal motor yang ukurannya lebih besar yang disebut kapal feri dan kapal – kapal yang ukurannya lebih besar.
3. Jalan udara
Adalah fasiitas udara untuk jalur penerbangan yang mengangkut orang, barang, dan jasa – jasa angkutan pos dari satu tempat ke tempat lainnya dalam waktu yang singkat dan cepat di seluruh nusantara dan penjuru dunia.
KLASIFIKASI JALAN RAYA MENURUT FUNGSINYA
Menurut fungsinya, jalan raya itu dibagi dalam beberapa golongan, yaitu:
1. Jalan utama / jalan arteri
Jalan utama adalah jalan raya yang digunakan untuk melayani arus lalu lintas kendaraan bermotor yang amat padat dan ramai (volume kendaraan tinggi). Jalan utama ini menghubungkan kota besar satu dengan yang lainny adan menghubungkan kota – kota besar dengan pusat – pusat produksi dan dengan pusat – pusat expor dan impor ( pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan udara )
2. Jalan sekunder / jalan kolektor
Adalah jalan raya yang digunakan untuk melayani arus lalu lintas kendaraan berotor yang cukup padar dan ramai antara kota besar dengan kota kecil dan daerah – daerah sekitarnya.
3. Jalan penghubung ( jalan local )
Adalah jalan raya yang menghubungkan dua jalan yang besar dari jalan penghubung itu sendiri seperti jalan utama dengan jalan utama, jalan utama dan jalan sekunder, jalan sekunder dengan jalan – jalan yang lebih kecil.
KLASIFIKASI JALAN RAYA MENURUT BERAT KENDARAAN
Menurut berat kendaraan yang lewat, jalan raya dibagi dalam beberapa golongan kelas, yaitu :
Jalan kelas I
Jalan kelas II A
Jalan kelas II B
Jalan kelas II C
Jalan kelas III
Keadaan medan dapat dibagi menjadi 3 bagian :
Medan datar ( D )
Medan perbukitan ( B )
Medan gunung ( G )
Untuk mendapatkan golongan medan, dibuatlah garis lurus pada sumbu jalan ( trase jalan ), kemudian kita hitung kemiringan dalam persen.
Daerah penguasaan ( row ) = right of way
Adalah suatu daerah yang perlu dikuasai oleh Negara yang dipergunakan untuk perluasan jalan di kemudian hari jika diperlukan.
Median ( pemisah jalan / jalur pemisah )
Median adalah suatu jalur yang digunakan untuk memisahkan dua arus lalu lintas yang berlawanan arahnya. Dengan adanya jalur pemisah, pengemudi kendaraan merasa lebih aman dan nyaman karena tidak terganggu oleh sinar lampu dari kendaraan lain yang berlawanan arah pada malam hari.
Bahu jalan ( berm )
Adalah sisi kanan dan sisi kiri jalan
Gunanya bahu jalan :
Tempat berhenti sementara waktu ( untuk istirahat bagi kendaraan )
Tempat yang aman untuk membelokkan kendaraan pada saat pengemudi merasa akan adanya bahaya tabrakan dengan kendaraan lain.
Jalur – jalur lalu lintas cepat dibagi menurut kecepatan kendaraan yang melalui dalam beberapa golongan yaitu :
Jalur lalu lintas untuk 40 km/jam
Jalur lalu lintas untuk 50 km/jam
Jalur lalu lintas untuk 60 km/jam ke atas
KLASIFIKASI JALAN
MENURUT |
FUNGSI |
KELAS |
LHR DALAM SMP |
|
|
|
Jalan utama |
Kelas I |
20.000 kendaraan ke atas |
|
|
|
Jalan sekunder |
Kelas II A |
6000 - 20.000 kendaraan |
|
Kelas II B |
1500 – 8000 |
|
Kelas II C |
2000 |
|
|
|
Jalan penghubung |
Kelas III |
|
LHR = Lalu lintas harian rata – rata
SMP = Satuan Mobil Penumpang
Pertimbangan saat akan membuat jalan :
Pertimbangan teknik dan ekonomi
Jenis kendaraan |
Angka perbandingan |
|
|
sepeda |
0,5 |
Mobil penumpang / sepeda motor, sedan |
1 |
Truk ringan ( berat kotor sampai 5 ton ) |
2 |
Truk sedang ( 5 ton ) |
2,5 |
Bus |
3 |
Truk berat ( 10 ton ) |
3 |
Kendaraan tak bermotor ( gerobak, cikar, delman ) |
7 |
Jenis kendaraan |
Jumlah LHR |
SMP |
1. Sepeda motor |
4000 buah kendaraan |
4000 |
2. Sedan / mobil penumpang |
2500 |
2500 |
3. Truk ringan |
500 |
1000 |
4. bus |
1000 |
3000 |
|
|
|
|
jumlah |
10.500 ( Kelas II A ) |
SMP DIperolah dari jumlah LHR dikalikan dengan angka perbandingan
PERENCANAAN JALAN RAYA
Trase Jalan
Trase jalan adalah garis rencana yang menghubungkan titik – titik yang menyatakan arah jalannya as / garis as daripada jalan yang akan dibuat.
Alinyemen horizontal
Alinyemen horizontal adalah proyeksi tegak lurus pada bidang peta sesuatu trase jalan.
Trase jalan itu terdiri dari garis lurus dan garis lengkung. Di satu pihak diperlukan garis lengkung dengan jari – jari yang panjang untuk kelancaran jalannya kendaraan, sehingga menimbulkan rasa nyaman bagi penggunanya.
Jari – jari tikungan
Dibagian jalan yang menikung / membelok, penumpang dan pengemudi kendaraan merasa seakan – akan terlempar ke luar, itu disebabkan karena adanya gaya ( centrifugal )
Rumus – rumus untuk tikungan
Hubungan antara kecepatan dengan jari – jari tikungan. Untuk jalan – jalan yang membelok, ditentukan oleh suatu keseimbangan sebagai berikut :
V = kecepatan ( km/jam )
R = Jari – jarri hitungan (m)
Fm = koefisien gesekan melintang jalan
Permukaan jalan diberi kemiringan sebesar e, sebgaai gaya centrifugal yang timbul dapat diimbangi oleh kemiringan tadi ( fm = 0 )
Dimana R = Jari – jari tikungan
V = kecepatan
e = kemiringan
G. Sin α + (FL - FR) = GV2/9R . Cos α
G. Sin α + (X. NL - NR) = GV2/9R . Cos α
karena sudut α yaitu sudut miring sangat kecil dapatlah dianggap cos α = 1 dan sin α = tg α.
Jadi tg α + fm = V2/9R
untuk jalan raya menjadi :
e + Fm = V2 / 127 R
dimana V = kecepatan (km/jam)
R = jari jari (m)
Fm = koefisien gesekan melintang
e = kemiringan jalan (m/m)
Lengkung Peralihan
Adalah perubahan jari – jari tikungan yang beransgur angsur dari R = ~ ( jalan lurus ), pada permulaan tikungan sampai mencapai jari – jari tikungan tertentu yang besarnya sama dengan jari – jari tikungan yang bersangkutan ( RT )
Lengkung peralihan adalah jalan lurus sesudah tikungan & sebelum tikungan.
Lengkung peralihan itu terdiri dari lengkung – lengkung lingkaran pendek dengan jari – jari yang berbeda – beda panjangnya akan tetapi dapat dihubungkan menjadi satu garis lengkung yang lancer. Dengan adanya lengkung peralihan, akan terdapat beberapa keuntungan yaitu :
1. Pengemudi kendaraan mempunyai cukup waktu untuk dengan mudah mengikuti jalur jalan sedangkan gaya sentrifugal akan bertambah atau berkurang secara perlahan – lahan.
2. Keamanan dan kenyamanan berkendaraan pengemudi atau penumpang kendaraan akan bertambah karena kemungkinan berjalannya kendaraan ke luar negeri dari jalur jalan menjadi lebih kecil.
Jarak pandang bebas di tikungan
R adalah jarak dimana pengemudi harus bebas dari pandangan. Tidak boleh ada pohon – pohon atau yang bisa menghalangi pandangan.
Pelebaran Pengerasan
Pada jalan yang menikung perlu adanya pelebaran pada pengerasan yang lebarnya sesuai dengan jari – jari tikungan, makin lebar penambahan pengerasan tersebut.
Pelebaran pengerasan itu dimaksudkan untuk menampung kemungkinan kendaraan akan keluar dari jalurnya karena kecepatan yang terlalu tinggi.
Alinyemen Vertikal
Alinyemen vertikal adalah proyeksi vertikal pada garis as jalan.
Alinyemen vertikal menyatakan bentuk geometrik ( keadaan alam yang sesungguhnya ) garis sumbu jalan dalam arah vertikal
Penampang Memanjang
Untuk mengetahui besarnya pekerjaan tanah ( timbunan ) dan galian dalam perencanaan jalan perlu adanya gambar penampang memanjang. Pada penampang memanjang tergambar rencana drainase ( tempat gorong – gorong ) dan sungai yang dilewati oleh trase jalan.
Landai Jalan
Landai jalan menunjukkan besarnya kenaikan dan penurunan vertikal dalam suatu satuan jarak horizontal dinyatakan dalam prosen. Sebuah kendaraan bermotor akan mampu menanjak dalam batas – batas landai yang tertentu. Kemampuan menanjak ini di samping dipengaruhi oleh besarnya landai jalan juga sangat tergantung pada panjangnya landai jalan. Jadi ada batas kelandaian jalan yang disebut landai maksimum, yaitu besarnya harus disesuaikan dengan panjang landai yang disebut panjang kritis.
Jalan datar kemiringannya tidak boleh lebih dari 3%
Perbukitan kemiringannya 25%
Landai = maksimum Dalam = (%) |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
10 |
12 |
Panjang = kritis Dalam = (m) |
480 |
330 |
250 |
200 |
170 |
150 |
135 |
120 |
Maksudnya kalo kemiringan 3%, jarak maksimal atau panjang kritisnya 480 m. kalau lebih, dikhawatirkan tidak nyaman untuk pengendara.
Lengkung vertikal
Adalah lengkung yang digunakan untuk mengadakan peralihan secara berangsur – angsur dari landai yang satu ke landai berikutnya.
Pada waktu perencanaan lengkung vertikal jalan haruslah diperhatikan selain factor keselamatan dan kenyamanan, harus juga diperhatikan keindahan jalan dan drainase untuk menghindari kerusakan jalan yang disebabkan oleh air.
Bentuk lengkung vertikal disebut cembung jika titik perpotongan antara kedua tangent yang bersangkutan (PPV) ada di atas permukaan jalan tersebut, dan disebut cekung jika titik perpotongan itu ada di bawah permukaan jalan.
PPV = Pusat Perpotongan Vertikal
PTV = Permulaan Tangen Vertikal